Suatu hari seorang kawan mengirim wa pada saya. Kurang lebihnya dia sangat menyayangkan keputusan saya resign dari ASN Dosen dan beralih pada bidang politik.
Menurutnya bidang politik dipandang kurang terhormat dibandingkan dengan saya menjadi dosen.
Keputusan saya resign memang sudah mantap dengan banyak pertimbangan. Meskipun selalu ada hal sisi baik dan buruknya. Bismillah saya melangkah.
Awalnya saya juga tidak tertarik dengan dunia politik, bahkan saya mengatakan pada suami, mengapa harus terjun ke dunia politik? Saya malah lebih menginginkan untuk menekuni bidang kuliner. Namun, suami selalu meyakinkan saya untuk mantapkan diri terjun dalam bidang ini karena dakwah yang sebenarnya adalah melalui politik.
Terjun dalam bidang politik benar benar hal baru bagi saya. berbeda dengan suami yang sejak masih menjadi mahasiswa beliau sudah berkecimpung di dalamnya. Dahulu saya sering heran melihat suami, kok telaten ngelayani macam macam karakter orang. Yang seperti ini seperti itu, yang minta ini minta itu. Sampai saya sering sebel sendiri.
Bahkan saya diawal terjun, sempat saya anti sosial. Saya merasa tidak ingin diganggu, saya ingin sendiri, tidak ingin ditemui siapapun. Saya merasa dunia pribadi saya telah menjadi ruang publik, rumah saya sering menerima tamu, siang malam, beragam karakter. Dengan segala permintaan yang membuat asam lambung saya sering naik.
Baca juga: Ulama Muhammadiyah Dijadikan Nama Jalan Kota Bekasi, KH Masturo Turut Mengawal Kemerdekaan RI
Bahkan kadang sepulang dari lapangan saya mengeluh ke suami, mengapa sih harus menghabiskan waktu, tenaga, pikiran dan harta untuk mengurus orang lain. Mengapa kita tidak fokus benerin rumah saja. Dua kamar saya plafonnya ambrol dan belum saya benahi. Bahkan saya bilang ke suami mengapa kita tidak bangun resto saja.
2 thoughts on “Bukan Sekedar Politikus, Bismillah Saya Melangkah”
Comments are closed.