Bukan Sekedar Politikus, Bismillah Saya Melangkah

Inspirasi Kolom

Suami selalu sabar menghadapi saya. Selalu menenangkan, dan selalu mengatakan “kalau bukan mama siapa lagi”. Saya selalu merasa terbebani dengan kata kata itu. Mengapa? Mengapa harus saya?

Baca juga: Musim Ujian Telah Tiba, Penyandang Disleksia Juga Butuh Bahagia

Ma, suara abi dulu di Dapil 4 sekitar 33,000 eman itu Klo gak kita openi. Minimal kelak itu saksi perjuangan dakwah kita di jalan Allah. Kelak kalau Allah tanya, apa yang sudah kita perjuangkan untuk perjuangan umat ini kita bisa jawab.

Selalu begitu, dan saya selalu terdiam.

Lalu saya pun memulai dengan terjun di masyarakat. Mulai bergerak untuk membantu masyarakat yang membutuhkan. Ada yang butuh kursi roda, pampers, tongkat dan lain lain. Bahkan saya yang dulu perhitungan jika harus banyak mengeluarkan uang, serasa saya kecanduan untuk membantu dan membelikan kebutuhan masyarakat. Tidak peduli apakah suami transfer atau tidak. Sisa tabungan saya semakin menipis, dan saya terus ingin memberi.

Saya pun sudah terbiasa berangkat jam 07.00 pagi dan pulang jam 02.00 dini hari. Jika dulu saya sering migrain karena kurang tidur 8 jam. Kini tidur tiga jam bagi saya sudah cukup.

Saya seringkali takjub dengan teman teman politikus dan praktisi di lapangan. Mereka begitu luar biasa, mengorbankan waktu, tenaga, pikiran dan harta untuk memikirkan masyarakat ini. Tak perduli niat mereka apa, tapi mereka telah berani mengambil risiko waktu mereka terganggu, mereka tidak hanya mengurus keluarga tapi meluangkan waktu untuk orang lain, dan bahkan rela mengeluarkan dana untuk orang lain. Terserah apakah itu spending money atau apalah tapi yang jelas mereka luar biasa, berani mengambil risiko.

Baca juga: Lare Jember Bersama Relawan Lingkungan Jember Bersihkan Lebih Dari 1 Ton Sampah Di Kalisat

Pagi ini, saya sedang mengisi taklim adik adik mahasiswa. Entah mengapa saya menangis di depan mereka saat membahas tentang kontribusi dakwah.

Saya ingat bagaimana ibunda khadijah yang berkorban harta, tenaga, waktu, pikiran dan segalanya untuk menyokong dakwah Rasulullah. Bahkan para sahabat dengan sangat luar biasa para sahabat mengorbankan harta mereka untuk mendukung menegakkan agama Islam. Yang tidak memiliki harta mereka menyumbangkan tenaga, bahkan rela berlari menuju medan jihad meski tidak memiliki kuda tunggangan.

2 thoughts on “Bukan Sekedar Politikus, Bismillah Saya Melangkah

Comments are closed.